APA DASAR PEMIKIRAN KITA?
Konflik dan sengketa antara bangsa Israel dan Palestina mengenai Tanah Palestina sudah berjalan ribuan tahun lamanya ! Namun sampai hari ini, masalahnya belum kunjung selesai. Masing-masing pihak punya pendapat dan argumentasi sendiri-sendiri. Namun sebenarnya, milik siapakah Tanah Palestina itu ?!
Apabila anda mendasarkan pemikiran / pendapat anda kepada politik, suku, bangsa atau kepada sejarah umum, maka hampir dapat dipastikan … akan menemui jalan buntu ! Masalahnya, kepada ‘siapa’
(bangsa Israel atau Palestina) hati anda lebih condong? Kami mengajak
anda untuk mendasarkan pemikiran atau pendapat anda kepada Alkitab !
Sebab, jika kita mulai dengan / dari Alkitab, semua yang rumit, yang kabur atau yang ‘jalan buntu’ … akan mendapatkan jawabannya !
ALLAH SANG PENCIPTA.
Dua Pasal paling awal dari Kitab Pertama dalam Alkitab (Kitab
Kejadian Pasal 1 dan Pasal 2), menulis dengan jelas tentang Allah
sebagai Sang Pencipta seluruh Alam Semesta, termasuk Planet Bumi ini. Juga umat manusia,
anda dan saya. Berdasar pengertian dan keyakinan ini, kita sebagai umat
Kristiani, harus meneliti isi Alkitab dan berpegang pada apa yang
tertulis itu ! Jadi, pokok pandangan kita tidak boleh berdasar “like or
dislike” (perasaan suka atau tidak suka), baik terhadap Israel, maupun
terhadap Palestina ! What the Bible say !
KUTUK NABI NUH.
Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet;
Ham adalah bapa Kanaan. Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka
inilah tersebar penduduk seluruh bumi. Nuh menjadi petani; dialah yang
mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur, mabuklah
ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat
aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya
pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi
aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat
ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang
dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: “Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” Lagi katanya: “Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.” (Kej. 9:18-27).
Kutuk dan berkat yang diucapkan oleh Nabi yang besar ini memang dapat kita jadikan bahan sharing atau diskusi … bahkan perdebatan ! Namun terlepas dari ‘pro dan kontra’ tentang hal itu, yang penting kita melihat, bahwa kutuk dan berkat itu tetap berlaku. Fakta membuktikan tentang hal itu !
Betapa anak cucu keturunan Ham banyak menderita sebagai Budak Belian
(orang Negro dari Afrika), dijual seperti hewan di Eropa dan Amerika
Serikat! Sedang orang Eropa keturunan Yafet serta orang Arab dan Israel
keturunan Sem, diberkati sampai hari ini. Bangsa-bangsa Arab kaya raya
dengan minyak bumi, bukan lagi rahasia! Begitu pula dengan orang atau
bangsa China dan Jepang sebagai ‘ras sempalan’ keturunan Sem, juga
diberkati. Sampai hari ini, masih banyak bangsa-bangsa kulit hitam di
Afrika yang dalam keadaan miskin / ekonomi lemah.
SETELAH BANJIR BESAR.
Ketiga pasang anak-anak dan menantu-menantu Nabi Nuh menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.
Sem, si anak sulung, menjadi nenek moyang bangsa Israel, dan bangsa-bangsa Arab. Sedang Yafet menjadi nenek moyang bangsa-bangsa Eropa dan Rusia. Kemudian Ham menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di Tanah Kanaan. (= Tanah Palestina) dan bangsa-bangsa di Afrika (Kitab Kejadian Pasal 10).
Jadi, bila dilihat dari “Sejarah Alkitab”, Tanah Palestina itu menjadi “Tanah Air”nya keturunan Ham yang kita kenal sebagai orang Palestina, sejak dahulu kala !
Pada masa itu bangsa-bangsa Arab dan bangsa Israel belum lahir ! Perlu digaris bawahi disini, yaitu : bangsa-bangsa Arab dan bangsa Israel
adalah keturunan Nabi besar Abraham / Ibrahim. Dan Abraham adalah
keturunan kesembilan dari Sem. Sedangkan orang Filistin (= Palestina)
dan orang Kanaan adalah keturunan ketiga dari Ham. Hal itu berarti,
setelah enam generasi bangsa-bangsa Palestina dan Kanaan, barulah
bangsa-bangsa Arab dan bangsa Israel lahir ! Di masa itu, satu generasi
berkisar antara seratus lima puluh sampai dua ratus tahun. Jadi, Tanah
Palestina itu telah menjadi milik bangsa Palestina minimal 1000 tahun sebelum bangsa-bangsa Arab dan bangsa Israel lahir !
DOSA BANGSA PALESTINA / KANAAN.
Bangsa-bangsa di Tanah Palestina (orang Palestina, Kanaan, Sodom dan
Gomora, dll) melakukan dosa yang sangat besar. Mereka mempersembahkan
anak-anak mereka (laki-laki maupun perempuan) kepada dewa sesembahan
mereka dengan cara melemparkannya hidup-hidup ke dalam api yang sedang
berkobar-kobar ! Di samping itu kekejaman, tipu daya dan perzinahan
terjadi di mana-mana. Semua itu membuat Allah murka! Allah memutuskan
untuk membasmi habis mereka !
Sebagai contoh / perbandingan, Belanda dan Jepang
telah menjajah bangsa Indonesia selama ratusan tahun. Akan tetapi
bangsa Indonesia bukan bangsa pendendam. Buktinya, berapa banyak hasil
produksi Jepang yang kita pakai di Indonesia ini, mulai dari radio, tv,
kulkas, sepeda motor, mobil, dll. Indonesia juga tidak membenci Belanda.
Akan tetapi tercatat dalam Kitab Suci, bahwa bangsa Palestina itu
pendedndam (Kitab nabi Yehezkiel 25 : 15 – 17).
FIRMAN ALLAH ITU TIDAK DAPAT DIBATALKAN.
Selain FIlistin (Palestina) dihukum Allah dengan kehilangan hak atas
tanah air mereka, Allah mengambil keputusan lain / berikutnya. Yaitu,
Allah berikan tanah Palestina kepada nabi besar Abraham, atau Kanjeng
Nabi Ibrahim dan keturunannya dari Ishak, yaitu bangsa Israel.
“Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram,
melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah
besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau
akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal
raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta
keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku
menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu
akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni
seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk
selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
(Kej. 17:4-8).
Jikalau Allah telah berfirman, itu tidak dapat dibatalkan !
“Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri
itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang
kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu
untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu
tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung
debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah,
jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah
akan Kuberikan negeri itu.” (Kitab Kejadian 13:14-17).
Sejauh mata Abraham bisa melihat dan sejauh kaki Abraham bisa
melangkah … memanjang dan melebar … seluas itulah Tanah yang dijanjikan
Allah bagi Nabi Besar Abraham …!
Kami ulangi sekali lagi … satu hal yang perlu kita ketahui dan yakini
: yaitu, bahwa jika Allah sudah berjanji (apalagi bersumpah), maka
Firman Tuhan itu tidak mungkin dibatalkan !
KETURUNAN ABRAHAM YANG MANA?
Dari (ibu) Hagar, lahirlah Ismael, nenek moyang bangsa-bangsa Arab
(Kej. 16:11 ; Kej. 20:20,21). Kemudian dari (ibu) Sarah, lahirlah Ishak,
nenek moyang bangsa Israel (Kej. 21:1-3). Sedang dari Ketura, lahir
beberapa anak dan dari gundik / selirnya, lahir beberapa anak lagi
sebagai keturunan Abraham (Kej. 25:1-6).
Pertanyaannya adalah : Tanah Kanaan yang dijanjikan itu, bagi
keturunan Abraham yang mana? Untuk memastikan hal itu, sekarang mari
kita baca ayat-ayat ini :
Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.
Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang
diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan
Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak; diadakan-Nya hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel, firman-Nya: “Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu.” (Mzm. 105:7-11).
Saudaraku, betapa jelasnya ayat ini … sama sekali tiak perlu
ditafsirkan, sehingga bisa menimbulkan persepsi yang berbeda. Firman
Allah begitu tegas : Tanah Palestina diberikan Allah kepada keturunan
Abraham dari Ishak dan Yakub, yaitu bangsa Israel !
KAPANKAH JANJI ITU DIGENAPI ?
Janji yang difirmankan Allah kepada Nabi Besar Abraham dimulai saat Nabi Musa memimpin bangsa Israel tinggalkan Mesir, menuju ke “Tanah Perjanjian”! (Kej. 13:17-dst) dan baru terlaksana saat Yosua memimpin bangsa itu … ketika telah menyebrangi sungai Yordan! (Yosua Pasal 3 & 4).
Secara ‘garis besar’ kami coba menghitung … yaitu sejak janji
itu difirmankan oleh Allah kepada Abraham, sampai saat bangsa Israel
memasuki Tanah Palestina, atau “Tanah Perjanjian”, sekitar hampir
900 tahun (880 tahun) lamanya! Jadi, sejak bangsa Palestina / Kanaan
bertempat tinggal di tanah itu sampai Yosua memimpin bangsa Israel
memasuki Tanah Perjanjian itu, kurang lebih 2000 tahun (1000 + 880 = 1880 tahun). Oleh sebab itu, bila dilihat dari sudut pandang kebangsaan, atau rasa Nasionalisme, sungguh sulit untuk bisa diterima / disetujui pengambil alihan ‘tanah air’ dari bangsa-bangsa Palestina / Kanaan! Suatu bangsa yang ‘eksis’ selama 2000 tahun … tiba-tiba saja harus disingkirkan begitu saja! secara politis, bagaimanapun juga, orang akan lebih cenderung untuk membela bangsa / orang Palestina !
Apalagi jika sudah dikaitkan dengan unsur suku, etnis, agama, dsb. Justru disinilah kita sedang “diuji”,
sampai dimana penghargaan kita terhadap Firman Allah / Alkitab.
Seberapa tinggi kita hargai Firman Allah, di atas pendapat yang ‘bernuansa’ manusiawi!
ANTARA YANG UMUM DENGAN YANG KHUSUS.
Yang umum adalah, sang pendatang harus menghargai mereka yang menjadi ‘Tuan Rumah’. Bila menyerang Tuan Rumah berarti intervensi. Hal
itu sama sekali tidak bisa dibenarkan ! Itu sebabnya, Inggris harus
mengakui, bahwa bangsa India itu berhak untuk merdeka dan berdaulat.
Begitu pula, Belanda dan Jepang wajib mengakui eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia ! Ini contoh-contoh yang dalam katagori “umum”. Sekarang kami ajak untuk melihat contoh-contoh yang “khusus”. Bangsa Indian adalah Tuan Rumah dari Benua Amerika.
Kita semua tahu, si kulit putih dari Inggris, Perancis, dll. datang ke
Benua Amerika untuk mencari tambang emas, buka ladang baru dan memasang
rel-rel kereta api untuk membangun jalur transportasi. Tapi, hal itu
membuat orang-orang Indian terdesak dan tersudut … serta terusir. Bahkan
terbunuh !
Demi rasa keadilan dan ‘Nasionalisme’, hal itu tak bisa dibenarkan ! Sekarang ini, bangsa Amerika benar-benar sudah ‘eksis’ dan mandiri. Bahkan menjadi bangsa yang disebut ‘Adi Daya’! Pertanyaannya adalah : Haruskah bangsa ‘kulit putih’ ini diusir atau disingkirkan, demi orang-orang Indian itu ? Dengan dalih / alasan, utamakan penduduk asli ?
Begitu pula orang-orang Aborigin adalah Tuan Rumah dari Benua Australia. Akan tetapi, kedatangan si kulit putih dari Inggris … justru mengambil alih ‘kekuasaan’ di benua itu dan akhirnya ‘menjelma’ menjadi Bangsa Australia sampai hari ini. Apakah kita harus menggerakkan kekuatan orang Aborigin, dengan dukungan dunia Internasional … untuk mengusir si pendatang dari Inggris itu ? Tidak mungkin, bukan ?
Nah, saudaraku, antara Israel dan Palestina, kelihatannya ada ‘di tengah-tengah’
antara contoh-contoh umum dan khusus, yang kami berikan di atas tadi.
Oleh sebab itu, penanganannya tidaklah semudah yang kita bayangkan!
Sebab, antara Israel dan Palestina itu, “sekian persen” mirip antara Inggris dengan India, namun dari sisi lain, ‘sekian persen” mirip antara pendatang dari Inggris dengan orang Aborigin !
Pada saat ni, bangsa Israel berjumlah 5,7 juta dan bangsa Palestina 1,5 juta, sehingga jumlahnya (5,7 + 1,5) = 7,2 juta jiwa.
DOSA, HUKUMAN DAN PEMULIHAN.
Namun pada akhirnya, bangsa Israel pun berdosa besar terhadap Allah. Hal ini mendatangkan murka Allah !
Bangsa Israel kemudian dijatuhi hukuman, berulang-ulang. Diserahkan
kepada kerajaan Babel, Medi dan Farsi, sampai kepada Imperium Romawi.
Pada tahun 70 (Masehi), bangsa Israel porak poranda dan tersebar kepada
sekitar 100 negara. Hampir di setiap negara, Israel ditekan dan
dipersulit. Bahkan 6 juta orang Yahudi pun dibantai oleh Nazi Hitler
dari Jerman.
Akan tetapi, akhirnya murka Allah pun surutlah. Tuhan pun kemudian berkenan untuk membawa umat-Nya itu kembali ke Tanah Perjanjian, dalam gerakan “Kembali ke Bukit Zion” yang terkenal dengan gerakan Zionisme.
Setelah melewati masa hukuman sepanjang 1878 tahun, maka tepatnya,
pada tanggal 14 Mei 1948, bangsa Israel diproklamirkan sebagai satu
bangsa yang “Baru Lahir”. Nah, “Kelahiran Baru” bangsa Israel inilah yang menjadikan silang pendapat, atau pro – kontra !
Disinilah, sekali lagi, iman dan pendapat kita sedang diuji kembali. Apakah anda / saya mensejajarkan Firman Tuhan dengan pandangan / pendapat manusia, atau kita lebih mengagungkan Firman Allah, jauh di atas pemikiran yang berdasarkan politik, ras, kebangsaan, dsb …!
Mari, kami mengajak anda sekalian untuk mnerenungkan Firman Tuhan tentang hal ini :
“Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput
di antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang
mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus,
Allah Israel, dan tetap setia. Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa.” (Yes. 10:20,21).
“Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah
hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah
hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan. Aku telah menghapus segala
dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu
seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah
menebus engkau ! Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah
bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan
sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala pohon di
dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah memperlihatkan
keagungan-Nya dalam hal Israel.” (Yes. 44:21-23).
Dan tolong simak Firman Allah yang amat jelas ini :
“Katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru
dan akan membawa mereka ke tanah mereka. Aku akan menjadikan mereka
satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja
memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan
tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan. Mereka tidak lagi menajiskan
dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan
atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka
dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan
mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan
menjadi Allahnya.” (Yehezkiel 37:21,22).
Namun, kembali masalah kemanusiaan dan kebangsaan jadi timbul
kembali! Apa maksudnya?! Begini, saudaraku. Di masa lalu, di zaman
ribuan tahun yang lalu, bangsa Palestina / Kanaan ‘terusik’
dengan kedatangan dari bangsa Israel, yaitu mereka yang telah diam di
tanah airnya hampir selama 2000 tahun. Kemudian, ketika bangsa Israel
porak poranda ke dalam 100 negara … bangsa Palestina kembali menemukan “Tanah Kosong tak berpenghuni”,
lalu menempatinya. Dan hal itu berlangsung selama 1878 tahun (Th. 70
s/d th. 1948). Anehnya, di masa lalu … kurun waktunya hampir bersamaan,
yaitu 1880 tahun (1000 + 880 tahun)! mengapa bisa memiliki ketepatan /
kemiripan seperti itu ?!
KEPUTUSAN PBB DAN SIKAP “PARA TETANGGA”.
Setelah Turki dikalahkan oleh Inggris dan setelah Inggris mundur dari
Tanah Palestina, maka PBB menetapkan, bahwa Tanah Palestina menjadi
milik bersama bangsa Israel dan bangsa-bangsa Arab. Namun PBB tidak
memberikan patokan ataupun Tapal Batas yang jelas. Yang
pasti, fakta sejarah berbicara, bahwa 6 jam setelah Israel
memproklamirkan kemerdekaan / Lahir Barunya, Mesir, Syria, Yordania,
Iran dan Palestina menyerang pos-pos “Bayi yang baru lahir 6 jam“ itu! Artinya, mereka tidak menghendaki lahirnya ‘bangsa Yahudi’ itu !
Namun serangan gagal, walaupun data dan info intelijen membuktikan,
bahwa diam-diam Inggris dan Perancis lebih condong kepada sang penyerbu
dan bukan cenderung kepada Israel!
Di tahun 1967, negara-negara penyerbu yang telah gagal di tahun 1948
itu akan mengulangi penyerbuan mereka. Namun, agen-agen Rahasia Israel,
terutama Mossad, telah “mencium” rencana penyerbuan tersebut.
Pimpinan Dinas Rahasia Israel berkata pada para petinggi Amerika
Serikat : “Uni Sovyet ikut terlibat dalam rencana tersebut. Apabila kami
tidak mendahului, ‘habis’lah kami”.
Amerika Serikat ‘mengangguk’, tapi tanpa sepatah katapun terucap (setuju ataupun tidak). Anggukan itu bisa berarti sekedar mengerti, atau setuju secara diam-diam !
Dan meletuslah “Perang 6 Hari” yang terkenal itu ! Kemenangan
mutlak bagi Israel … dan hal itu memberi peluang bagi Israel untuk
memperluas wilayah kekuasaannya.
SIKAP ISRAEL.
Saat
ini, Israel sudah “memberikan” beberapa wilayah di Tanah Palestina
kepada bangsa Palestina. Adapun wilayah / kota yang sekarang ada di
bawah kekuasaan Otorita Palestina adalah Betlehem, Nazareth, Yerikho, Ramalah, West Bank (= Samaria di Alkitab) dan juga Nain, dll.
Sekarang, kami persilakan anda untuk menyimak dan merenungkannya … di kaki Tuhan. Yaitu … milik siapakah Tanah Palestina itu ?!
@copyrigth Bill I’am Latumeten Amq-Dpk 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar